A. Pengertian Lingkungan
Istilah lingkungan berasal dari kata "Environment",
yang memiliki makna "The physical, chemical, and biotic condition
surrounding an organism". Berdasarkan istilah tersebut, lingkungan
secara umum diartikan sebagai segala sesuatu di luar individu. Segala sesuatu
di luar individu merupakan sistem yang kompleks sehingga dapat memengaruhi satu
sama lain. Kondisi yang saling memengaruhi ini membuat lingkungan selalu
dinamis dan dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan seberapa besar
komponen lingkungan itu dapat memengaruhi dengan kuat. Ada saatnya berubah
menjadi baik dan tidak menutup kemungkinan untuk berubah menjadi buruk.
Perubahan itu dapat disebabkan oleh makhluk hidup dalam satu lingkungan
tersebut. Lingkungan terdiri atas dua komponen utama, yaitu seperti berikut
1. Komponen biotik, yang terdiri atas
makhluk hidup seperti: manusia, hewan, tumbuhan, dan jasad renik.
2. Komponen abiotik, yang terdiri atas
benda-benda mati seperti: air, tanah, udara, cahaya, dan sebagainya.
B.
Apa yang Kamu Temukan dalam Suatu Lingkungan?
Setiap
makhluk hidup memerlukan lingkungan tertentu sebagai tempat hidupnya. Tahukah
kamu tempat hidup itu disebut habitat. Dalam suatu
habitat, terdapat berbagai jenis makhluk hidup (biotik) dan lingkungan
tak hidup (abiotik). Nah, tempat yang kamu kunjungi itu bisa jadi
merupakan suatu habitat bagi suatu makhluk hidup. Pada tempat tersebut terjadi
interaksi antara makhluk hidup dan makhluk tak hidup.
C.
Interaksi dalam Ekosistem Membentuk Suatu Pola
Jika
kamu mengamati bagian kecil ekosistem seperti pada kegiatan sebelumnya, atau
seluruh ekosistem yang luas seperti lautan, kamu dapat mengetahui hubungan
keterkaitan di antara organisme yang terdapat dalam ekosistem tersebut. Setiap
organisme tersebut tidak dapat hidup sendiri dan selalu bergantung pada
organisme yang lain dan lingkungannya. Saling ketergantungan ini akan membentuk
suatu pola interaksi. Terjadi interaksi antara komponen biotik dan komponen
abiotik dan terjadi interaksi antara komponen biotik dan biotik.
D.
Pola Interaksi Manusia Memengaruhi Ekosistem
Faktor-faktor Penyebab Perubahan
Lingkungan
a. Faktor Alam
Faktor yang dapat menimbulkan kerusakan antara
lain gunung meletus, gempa bumi, angin topan, kemarau panjang, banjir, dan
kebakaran hutan.
b. Faktor Manusia
Kegiatan manusia yang menyebabkan perubahan lingkungan
misalnya, membuang limbah (limbah rumah tangga, industri, pertanian, dan sebagainya)
secara sembarangan, menebang hutan sembarangan, dan sebagaya.
E. Macam-macam Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan didefinisikan sebagai
masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke
dalam lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau
oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi
sesuai dengan peruntukannya (UU Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun
1982).
Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan
pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila
keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup karena
jumlahnya melebihi normal, berada pada waktu yang tidak tepat, dan di tempat
yang tidak tepat.
1.
Pencemaran Udara
Udara dikatakan tercemar
jika udara tersebut mengandung unsur-unsur yang mengotori udara. Pencemaran
udara disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO2 hasil pembakaran, SO, SO2, CFC, CO, dan asap rokok.
Akibat yang
ditimbulkan oleh pencemaran udara antara lain, seperti berikut.
1. Terganggunya kesehatan manusia, seperti batuk dan penyakit
pernapasan.
2. Rusaknya bangunan karena pelapukan, korosi/karat pada logam,
dan memudarnya warna cat.
3. Terganggunya pertumbuhan tananam, seperti menguningnya daun
atau kerdilnya tanaman akibat konsentrasi SO2 yang
tinggi atau gas yang bersifat asam (efek hujan asam).
4. Adanya peristiwa efek
rumah kaca (green house effect) yang dapat menaikkan suhu udara secara
global serta dapat mengubah pola iklim bumi dan mencairkan es di kutub. Hal ini
sering disebut pemanasan global (global warming).
2. Pencemaran Air
Air memegang peranan penting di dalam
kehidupan manusia dan juga makhluk hidup lainnya. Oleh manusia, air
dipergunakan untuk minum, memasak, mencuci, dan mandi. Di samping itu, air juga
banyak diperlukan untuk mengairi sawah, ladang, industri, dan masih banyak lagi.
Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat, energi, unsur, atau komponen
lainnya ke dalam air sehingga menyebabkan kualitas air terganggu. Kualitas air
yang terganggu ditandai dengan perubahan bau, rasa, dan warna. Ditinjau dari
asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan antara
lain: limbah pertanian, limbah rumah tangga, dan limbah industri. Gambar 9.19
memperlihatkan sumber pencemaran air dan dampak yang diberikannya.
Akibat yang
ditimbulkan oleh pencemaran air antara lain:
1. Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya
kandungan oksigen.
2. Terjadinya ledakan populasi ganggang dan tumbuhan air
(eutrofikasi) yang dapat berakibat kurang oksigen di perairan yang dapat
membunuh biota perairan dan terjadinya pendangkalan dasar perairan.
3. Menjalarnya wabah
penyakit karena air yang kotor menjadi sumber penyakit, di antaranya muntahber.
3. Usaha-usaha Mencegah Pencemaran
Lingkungan
1. Menempatkan daerah industri atau pabrik
jauh dari daerah perumahan atau pemukiman penduduk.
2. Pembuangan limbah industri diatur
sehingga tidak mencemari lingkungan atau ekosistem.
3. Pengawasan terhadap penggunaan
jenis-jenis pestisida dan zat kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran
lingkungan.
4. Memperluas gerakan penghijauan.
5. Tindakan tegas terhadap pelaku pencemaran
lingkungan.
6. Memberikan kesadaran terhadap masyarakat
tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia lebih mencintai lingkungan
hidupnya.
7. Membuang sampah pada tempatnya.
8. Penggunaan lahan yang ramah lingkungan.
F. Pemanasan Global
Pemanasan global adalah proses peningkatan
suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Suhu rata-rata global pada
permukaan bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18°C (1.33 ± 0.32°F) selama seratus
tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan
bahwa, "sebagian besar peningkatan temperatur rata-rata global sejak
pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya
konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah
kaca.
Meningkatnya
suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti
naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang
ekstrim, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi (turunnya air dari
atmosfer, misal hujan, salju). Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah
terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis
hewan. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani
dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas
rumah kaca.
Protokol
Kyoto adalah kesepakatan internasional Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang
Perubahan Iklim (UNFCCC atau FCCC), yang ditujukan untuk melawan pemanasan
global. UNFCCC adalah perjanjian lingkungan hidup internasional dengan tujuan
mencapai “stabilisasi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer pada tingkat yang
akan mencegah gangguan antropogenik yang berbahaya dengan sistem iklim.”
Protokol Kyoto awalnya diadopsi pada tanggal 11 Desember 1997 di Kyoto, Jepang,
dan mulai berlaku pada tanggal 16 Februari 2005. Pada April 2010, 191 negara
telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto.
1.
Penyebab dan Mekanisme Pemanasan Global
Segala sumber energi yang terdapat di bumi
berasal dari matahari. Sebagian besar energi tersebut dalam bentuk radiasi
gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini mengenai permukaan
bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan bumi. Permukaan
bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian
dari panas ini memantul sebagai radiasi infra merah gelombang panjang ke
angkasa luar. Namun, sebagian lagi tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat
menumpuknya jumlah gas rumah kaca, antara lain uap air, karbon dioksida, dan
metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan
memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas
tersebut akan tersimpan di permukaan bumi. Hal tersebut terjadi berulang-ulang
dan mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.
Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca
dalam rumah kaca (green house). Dengan makin meningkatnya konsentrasi
gas-gas ini di atmosfer, makin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.
Sebenarnya, efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup
yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin.
Dengan temperatur rata-rata sebesar 15°C (59°F), bumi sebenarnya telah lebih
panas 33°C (59°F) dengan efek rumah kaca (tanpanya suhu bumi hanya-18°C
sehingga es akan menutupi seluruh permukaan bumi). Akan tetapi saat ini jumlah
gas-gas tersebut telah berlebih di atmosfer, sehingga mengakibatkan terjadinya
pemanasan global.
2.
Mengapa disebut "Gas Rumah Kaca"?
Atmosfer bumi terdiri atas bermacam-macam
gas dengan fungsi yang berbeda-beda. Kelompok gas yang menjaga suhu permukaan
bumi agar tetap hangat dikenal dengan istilah “gas rumah kaca”.
Disebut gas rumah kaca karena sistem kerja
gas-gas tersebut di atmosfer bumi mirip dengan cara kerja rumah kaca yang
berfungsi menahan panas matahari di dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca
tetap hangat. Dengan begitu, tanaman di dalamnya pun akan dapat tumbuh dengan
baik karena memiliki panas matahari yang cukup.
Kontributor
terbesar pemanasan global saat ini adalah karbon dioksida (CO2), metana (CH4), Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan
gas-gas yang digunakan untuk kulkas dan pendingin ruangan (CFC). Setiap gas
rumah kaca memiliki efek pemanasan global yang berbeda-beda.
Beberapa gas menghasilkan efek pemanasan lebih
parah dari CO2. Contoh sebuah molekul metan menghasilkan efek
pemanasan 23 kali dari molekul CO2. Molekul NO menghasilkan
efek pemanasan sampai 300 kali dari molekul CO2. Gas-gas lain seperti chlorofluorocarbons
(CFC) ada yang menghasilkan efek pemanasan hingga ribuan kali
dari CO2.
3. Dampak
Pemanasan Global
a) Mencairnya Es di Kutub
Pemanasan
global berdampak langsung pada terus mencairnya es di daerah Kutub Utara dan
Kutub Selatan. Es di Greenland yang telah mencair hampir mencapai 19 juta ton!
Volume es di Artik pada musim panas 2007 hanya tinggal setengah dari yang ada 4
tahun sebelumnya! Baru-baru ini sebuah fenomena alam kembali menunjukkan betapa
seriusnya kondisi ini. Pada tanggal 6 Maret 2008, sebuah bongkahan es seluas
414 kilometer persegi (hampir 1,5 kali luas kota Surabaya) di Antartika runtuh.
b) Meningkatnya Level Permukaan Laut
Mencairnya es
di Kutub Utara dan Kutub Selatan berdampak langsung pada naiknya level
permukaan air laut. Para ahli memperkirakan apabila seluruh Greenland mencair,
level permukaan laut akan naik sampai dengan 7 meter. Cukup untuk
menenggelamkan seluruh pantai, pelabuhan, dan dataran rendah di seluruh dunia.
c)
Perubahan Iklim yang Makin Ekstrim
Pola curah hujan berubah-ubah tanpa dapat
diprediksi sehingga menyebabkan banjir di satu tempat, tetapi kekeringan di
tempat yang lain. Topan dan badai tropis baru akan bermunculan dengan
kecenderungan makin lama makin kuat.
Kamu tentu
menyadari betapa panasnya suhu di sekitar kamu belakangan ini. Kamu juga dapat
melihat betapa tidak dapat diprediksinya kedatangan musim hujan ataupun kemarau
yang mengakibatkan kerugian bagi petani karena musim tanam yang seharusnya
dilakukan pada musim kemarau ternyata malah hujan. Kamu juga dapat mencermati
kasus-kasus badai ekstrim yang belum pernah melanda wilayah-wilayah tertentu di
Indonesia. Tahun-tahun belakangan ini kita makin sering dilanda badai-badai.
d)
Gelombang Panas yang Makin Meningkat
Pemanasan global mengakibatkan gelombang
panas menjadi makin sering terjadi dan makin kuat. Gelombang panas ini juga
menyebabkan kekeringan parah dan kegagalan panen merata. Melalui pengamatan dan
dari apa yang kamu rasakan sehari-harinya, kamu dapat juga merasakan betapa
panasnya suhu di sekitarmu. Perhatikan seberapa sering kamu mendengar ataupun
mungkin mengucapkan sendiri kata-kata seperti: “Panas sekali ya hari ini!”
e) Habisnya Gletser sebagai Sumber Air Bersih
Mencairnya gletser-gletser dunia mengancam
ketersediaan air bersih dan pada jangka panjang akan turut menyumbang
peningkatan level air laut dunia. Gletser-gletser dunia saat ini mencair hingga
titik yang mengkhawatirkan! NASA mencatat bahwa sejak tahun 1960 hingga 2005
saja, jumlah gletser-gletser di berbagai belahan dunia yang hilang tidak kurang
dari 8.000 m3! Para ilmuwan NASA kini
telah menyadari bahwa cairnya gletser, cairnya es di kedua kutub bumi,
meningkatnya temperatur bumi secara global, hingga meningkatnya level air laut
merupakan bukti-bukti bahwa planet bumi sedang terus memanas. Dipastikan bahwa
umat manusialah yang bertanggung jawab untuk hal ini.